Senin, 16 Maret 2015

Sejarah dan Pendiri detik.com


Pada zaman Orde Baru pak Budiono bekerja di tabloid detik yang akhirnya pada masa Orde Baru tabloid tersebut di berakhir  bersama dengan lain yaitu  tabloid Tempo karena pada masa Orde Baru kebebasan Pers belum diperbolehkan. Akhirnya setelah mengalami hal tersebut pak budiono berfikir dan terus berfikir, bagaimana caranya beliau bisa menyampaikan informasi tetapi tidak melalui media cetak dan akhirnya beliau mencoba bisnis dotcom yang pada saat itu belum populer, beliau membuat sebuah website yang ditawarkan kepada beberapa media cetak salah satunya adalah kompas tetapi beliau ditolak dengan alasan media yang ditawarkan beliau tidak efisien dalam menyampaikan informasi, dan belum ada segmentasi pasarnya, kemudian beliau menawarkannya ke media cetak yang lainnya, namun tetap saja ditolak. “Yah…namanya juga orang lagi butuh duit, ya cara apapun akan diusahakan semaksimal mungkin” Begitulah yang dikatakan pak budiono. Setelah itu akhirnya beliau berfikir dan bersama seorang temannya Abdul Rahman, beliau berinisiatif mendirikan detikcom sendiri dengan modal awal 100 juta rupiah, beliau mendirikan media informasi tersebut tepatnya pada tanggal 9 Juli 1998 dengan nama detikcom, yang dibarengi dengan on linenya media informasi sejenis seperti satunet.com, astaga.com, koridor.com, mandiri.com.
Pada tahun pertamanya detikcom hanya beranggotakan 3 orang, Pak Budiono sendiri bertugas sebagai orang yang berada didepan komputer untuk mengupdate berita ke website, sedangkan temannya bertugas sebagai reporter di lapangan dan ketika mendapatkan berita, temannya menyampaikannya melalui telepon, yang lebih uniknya lagi pada saat itu belum ada handphone jadi bisa dibayangkan begitu sulitnya untuk menyampaikan informasi yang telah di dapat, jadi reporter detikcom hanya bermodalkan uang coin. “saat meliput berita di istana negara reporter harus mencari telepon umum, pada saat itu ada di gedung telkom dan reporter harus kesana dahulu untuk menelpon dan menyampaikan berita kepada saya yang berada di kantor detikcom”, Ucap pak Budiono sambil mengingat kenangan itu. “Setelah selang beberapa bulan detikcom online, kami mendapatkan iklan pertama, pada saat itu iklan pertamanya adalah iklan Processor Intel Pentium III”, tambahnya lagi sambil memperlihatkan gambar tampilan detikcom yang pertama kali terbit dengan iklan pertamanya dalam slide presentasinya. Detikcom pada saat itu berkantor di Lebak Bulus tepatnya di samping stadion sepak bola Lebak Bulus.
Filosofi nama detik sendiri adalah karena detikcom ingin menyajikan informasi yang ter-update setiap jam, menit bahkan detik.
Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan “meleknya” masyarakat akan internet, detikcom semakin menanjak naik sebagai news online nomor satu di negeri ini. “Rangking detikcom menanjak ketika kejadian-kejadian luar biasa di negeri ini terjadi, diantaranya ketika Soeharto turun, Soeharto meninggal, Poligaminya A’a gym, terbitnya majalah Playboy indonesia dan yang lainnya” ucap pak Budiono dalam Presentasinya.
Dahulu tampilan detikcom yang hanya berisi berita-berita saja sekarang telah berubah menjadi iklan, ya…banyak sekali iklan yang ada di detikcom, dan inilah sebenarnya penghasilan yang luar biasa dari perusahaan ini.
Detikcom sekarang bukan hanya saja sebagai news online saja melainkan menjadi Portal, dari mulai blogs yang dinamai blogdetik.com, forum, detiknews, detikhot bahkan berita olahraga dan masih banyak lagi fasilitas yang tersedia di detikcom.
Revolusi media
Media informasi awalnya hanya sebatas pada media cetak dan televisi saja, hal ini dikarenakan terbatasnya infrastruktur IT. Seiring berjalannya perkembangan teknologi, media informasi sekarang bisa di akses melalui website dan tidak hanya terbatas pada media cetak atau media televisi saja. Di indonesia sendiri media informasi mulai be-revolusi ketika pada tahun 1998 yang dipelopori oleh detikcom yang menyediakan informasi berbasis web (online), dimana user tidak perlu lagi membeli media cetak atau dengan menonton televisi pada waktu-waktu tertentu untuk mendapatkan informasi, tetapi hanya  dengan berselancar ke dunia maya dan mengakses situs detikcom. Revolusi media terjadi karena keinginan dari user untuk mendapatkan informasi tiada batas, dimanapun dan kapanpun informasi bisa didapatkan serta mendapatkan berita yang terbaru setiap saat. Dengan perkembangan teknologi yang semakin hebat, revolusi media saat ini telah berkembang kearah kemudahan medokumentasikan dan menyiarkan setiap informasi / peristiwa peristiwa yang terjadi. hal ini bisa dilihat pada acara metro TV yakni i wittness, dimana setiap informasi yang disajikan dalam acara tersebut adalah informasi yang berhasil diliput oleh masyarakat biasa dengan menggunakan media recorder digital standar, seperti handycam, camera digital, handphone dan yang lainnya, hal ini dilakukan karena antusiasme dari masyarakat untuk memberikan informasi sangatlah tinggi. Detikcom telah terlebih dahulu menggunakan media ini dengan dibekali handphone yang dapat merekam video, suara dan foto beresolusi tinggi, wartawan detikcom bisa dengan mudah mendokumentasikan setiap peristiwa yang mengandung informasi dan mengirimkannya ke redaksi untuk di edit yang kemudian langsung disiarkan melalui website canggih tersebut.
Hampir semua orang Indonesia yang melek internet kenal dengan Detik.com. Detik.com merupakan portal berita pertama di Indonesia yang didirikan oleh Budiono Darsono dan rekan-rekannya, Yayan Sopyan, Abdul Rahman, serta Didi Nugrahadi.
Budiono Ide untuk mendirikan Detik.com tercetus ketika terjadi krisis politik di tahun 1998. Kala itu, kantor tabloid Detik, tempat dia bekerja, diberangus bersama-sama majalah Tempo dan Editor. Justru pada saat kehilangan pekerjaan dan terjepit, ide kreatif Budiono muncul. Dengan bermodalkan semangat, tape recorder, dan HT (handy talky), Budiono meliput peristiwa-peristiwa seputar unjuk rasa mahasiswa dan pergolakan politik yang memang sedang marak saat itu. Liputan pertama Detik.com adalah tragedi Semanggi 1998.
Pemilihan nama Detik.com terinspirasi karena Budiono memimpikan setiap detik selalu ada berita baru yang harus dipublikasikan. “Mengapa menunggu besok? Detik ini juga,” begitulah slogan yang terpampang di blog resmi Budiono.
Masa-masa awal perjalanan Detik.com banyak menyita waktu dan tenaga Budiono. Setiap waktu harus mencari informasi, wawancara, menulis, dan posting. Sampai-sampai istri dan keluarga terlupakan. Kerja keras dan pengorbanan Budiono berbuah manis, Detik.com tetap eksis hingga saat ini, tidak seperti situs-situs berita lain seperti Satunet, Astaga, Koridor, Mandiri, yang tidak mampu bertahan. Bahkan sekarang Detik.com menjadi situs berita terbesar di tanah Air. (*/dari berbagai sumber)
Pada tahun 2011 detik.com di akuisisi Oleh salah satu perusahaan terbesar di diindonesia yaitu CT corp sebesar Rp 540 Milliar, Detik.com mengalami banyak perubahan, termasuk jajaran direksinya. Saat ini Budiono Darsono menjabat sebagai Direktur Utama Detik.com sekaligus menjadi Dewan Redaksi. Hingga saat ini detik.com semakin berkembang dengan membagikan beritanya melalui media social seperti twitter bahkan akun detik.com menjadi salah satu yang mempunyai jumlah followers terbanyak di Indonesia sehingga pengunjung bisa bertambah banyak dari link yang di bagikan melalui twitter.
Saat ini situs Detik.com telah menjadi salah satu situs ternama di Indonesia dengan jumlah visitor yang sangat besar. Menurut informasi terakhir yang saya dapatkan, pengunjung situs Detik.com saat ini mencapai 3 juta hits per hari, dan menjadi salah satu situs yang paling sering dibuka oleh seluruh pengguna internet di Indonesia.
Pendapatan Detik.com
Sampai saat ini saya belum menemukan informasi yang benar-benar valid mengenai pendapatan Detik.com setiap bulannya. Namun dari beberapa sumber yang saya dapatkan di internet menjelaskan bahwa pendapatan Detik.com mencapai Rp 4 – 5 Milliar per bulan dari iklan.
Space iklan ini berada pada domain utama dan beberapa sub domain milik Detik.com, diantaranya detik finance, detik health, detik oto, detik sport, detik net, detik hot, detik news, dan wollipop. Rate iklan di situs ini juga sangat beragam, yaitu berkisar dari Rp 500ribu – Rp 200jutaan. Informasi mengenai rate. Setelah diakuisisi oleh CT. Corp, Budiono Darsono optimis bahwa keuntungan yang akan didapatkan Detik.com akan terus meningkat
Pada intinya pada saat ini orang lebih banyak memilih untuk membaca berita secara online karna berita nya lebih cepat terupdate secara cepat dibandingkan dengan membaca media cetak itulah yang menjadikan detik.com menjadi berita online yang sukses pada saat ini.
Karier
1. Karier Kerja Wartawan Surabaya (1984)
2. Karier Kerja Wartawan Majalah Tempo untuk wilayah Jawa Timur (1987)
3. Karier Kerja Wartawan Biro Tempo Jakarta (1988)
4. Karier Kerja Wartawan Berita Buana (1992)
5. Karier Kerja Redaktur Pelaksana tabloid Detik pimpinan Eros Djarot
6. Karier Kerja Editor Eksekutif PT Surya Citra Televisi (SCTV)
7. Karier Kerja Redaktur Eksekutif Simponi
8. Karier Kerja Pendiri dan Direktur Utama PT Agranet Multicitra Siberkom (Agrakom) (1998)
9. Karier Kerja Redaktur Pelaksana detikcom
sumber :